Masing-masing kelompok majas ini terdiri atas berbagai subjenis majas
yang dikelompokkan berdasarkan identifikasi gayanya masing-masing.
Adapun macam-macam majas yang masuk ke dalam kelompok majas perbandingan
antara lain:
Alegori yakni majas yang menyatakan sesuatu melalui sebuah kiasan atau penggambaran. Misalnya: “Hidup ini bagai sungai yang mengalir. Sebelum bermuara, kita tak tahu apa yang terjadi di sepanjang alurnya.”
Alegori yakni majas yang menyatakan sesuatu melalui sebuah kiasan atau penggambaran. Misalnya: “Hidup ini bagai sungai yang mengalir. Sebelum bermuara, kita tak tahu apa yang terjadi di sepanjang alurnya.”
- Alusio, yakni majas berupa ungkapan yang tidak terselesaikan pada sesuatu yang dimaksud sebab telah diketahui siapa dan apa yang dimaksudkan. Contohnya: “Sudah lama aku tidak melihat batang hidungnya.”
- Simile, yakni majas yang membandingkan dengan cara eksplisit. Majas ini gampang dikenali sebab menggunakan kata penghubung contohnya bagaikan, ibarat, umpama, bak dan masih banyak lagi lainnya. Contoh majas ini: “Bak seorang penari, gerak tubuhnya sangat luwes.”
- Metafora, yakni majas yang juga membandingkan suatu benda dengan benda lainnya dengan didasarkan pada sifatnya yang serupa. Contohnya: “Cuaca terlihat mendung berlangit abu-abu sebab sang raja siang tidak memunculkan dirinya.”
Sementara itu, macam-macam majas yang masuk ke dalam kelompok majas sindiran antara lain:
- Majas ironi, yakni majas yang menyindir dengan menyatakan kebalikan dari fakta yang ada. Misalnya: “Kulitmu begitu putih serupa mayat.”
- Majas Sarkasme, yakni majas yang menyindir secara langsung dan lebih kasar. Misalnya: “Kamu dikenal sebagai pribadi yang pintar, lantas kenapa harus bertanya lagi padaku?”.
Adapun macam-macam majas yang masuk ke dalam kelompok majas penegasan antara lain:
- Majas apofasis yakni menegaskan dengan cara yang seolah menyangkal.
- Majas pleonasme, yakni majas yang menambahkan sejumlah keterangan pada sebuah pernyataan yang sebenarnya sudah jelas.
- Repetisi, yakni majas yang mengulang kata atau frase dalam satu kalimat.
- Majas pararima, yakni mengulang konsonan baik pada akhir maupun awalan dalam sebuah kata.
- Majas koreksio, yakni merupaka majas yang menyajikan hal-hal keliru dengan memaparkan maksud yang sesungguhnya.
- Majas asyndeton yakni majas yang menggunakan sebuah pengungkapan tanpa memakai kata penghubung.
- Majas aliterasi yakni majas yang menggunakan pengulangan konsonan di awal kata dengan tatanan yang berurut.
- Tautologi adalah majas yang mengulang kata dengan menggunakan semua sinonimnya.
- Majas sigmatisme adalah kalimat dimana terdapat gaya pengulangan huruf S untuk memperoleh kesan tertentu.
- Majas klimaks yakni majas yang memaparkan sebuah pikiran atau suatu hal secara berurutan dari sebuah hal yang sederhana hingga yang kompleks atau klimaks.
- Majas alonim adalah majas yang menggunakan berbagai jenis nama untuk menegaskan sesuatu.
- dll
- Majas paradox yakni majas yang mengungkapkan dengan cara menyatakan dua hal yang dibuat seolah bertentangan namun pada hakekatnya dua hal yang dikemukakan tersebut benar.
- Majas oksimoron yakni majas dengan menggunakan paradoks dalam 1 frasa.
- Majas antithesis yakni pengungkapan sesuatu dengan memakai kata-kata berlawanan makna dengan yang lain.
- Majas kontradiksi interminus yakni sebuah pernyataan yang memiliki sifat penyangkalan dan telah disebutkan pada bagian awal.
- Majas anakronisme merupakan ungkapan yang mengandung sebuah ketidaksesuaian antara sebuah peristiwa dengan waktu terjadinya persitiwa tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar